Mama aku sengaja menulis ini untukmu, ditengah rasa rinduku akan rumah, pelukanmu, senyummu, ciumanmu, dan pelukanmu,
Maaf jika engkau justru akan mendengarnya suatu hari nanti dari orang lain, bukan dari mulut anak sulungmu ini.
Sebelumnya Selamat Ulang Tahun yang Ke 52 Surgaku.....
52 tahun sudah engkau melewati hidup ini,
Terima kasih sudah menemaniku di hari-hariku mama. Aku tau tahun-tahun terakhir ini adalah tahun-tahun terberat buat keluarga kita. Satu persatu yang tercinta pergi untuk selamanya, meninggalkan kenangan indah yang tak mungkin bisa dirasakan lagi, cukup hanya bisa dikenang.
Mama, saat ini aku ingin mengucapkan beribu terimakasih, engkau memberikanku kehidupan terindah. Kehidupan sempurna dari aku kecil hingga dewasa. Begitu banyak hal-hal yang indah, Engkau begitu tau bagaimana menangani anak sulungmu yang manja ini mama.
Mama....kata orang malaikat itu tidak bisa dilihat dengan mata, tapi aku berani membantah semua itu, karena aku bisa melihat malaikat itu, walaupun malaikat itu tidak memiliki sayap yang indah sperti dicerita dongeng, tapi malaikatku memiliki hati yang putih bersih, yang selalu memaafkan semua kesalahan-kesalahan yang ku perbuat dariku kecil hingga saat ini. Malaikat itu memiliki tangan hangat yang pelukannya bisa memberikan kenyamanan, ketentraman dan rasa aman. Disaat aku sakit, siapa lagi yang mau menjagaku selain dirimu, kata-katamu adalah obat termujarab. Disaat aku merindukanmu, cukup dengan mendengar suaramu maka rasa rindu itu akan sedikit terobati mama.
"Aku sungguh ingat saat pertama aku akan berangkat ke Bandung, Engkau sangat berat melepas aku berangkat Mama. Saat engkau di telfon papa kalo pesawatnya udah take off engkau menangis sejadi-jadinya melepas anak sulungmu ini ke daerah orang. Daerah yang sangat jauh menurutmu. Daerah yang aku tidak tau sama sekali, tak ada kenalan maupun keluarga. Jujur aku sangat takut Mama saat itu, Aku sangat ingin pulang saja."
Berpisah denganmu adalah hal terberat dalam hidupku Mama. Karena aku sangat merasa aman dan nyaman di dekatmu.
Mama...engkau adalah sekolah hidupku. Di dirimu kuperoleh semua ilmu. Dari kecil hingga aku dewasa kau tak henti-hentinya mengajarkanku tentang semua hal. Aku tak memerlukan semua pendidikan akademis, karena kau telah memasukkanku ke sekolah terbaik yang dijamin kualitasnya. Kau mengajarkanku ilmu penting yaitu bagaimana aku harus takut terhadap Sang Pencipta. Kau mengajarkanku dan membimbingku sholat. Membelikan buku-buku tentang agama. Membelikan majalah "Aku Anak Saleh". Disaat orang lain membawa anak mereka belajar mengaji di TPA atau di guru mengaji yang "Killer", Engkau justru merelakan waktumu untuk mengajar sendiri anakmu ini mengaji. Kau tidak tega membayangkan anakmu harus belajar mengaji di orang lain dengan penuh ketakutan......
Mama......haruskan ku katakan bahwa anakmu ini sudah dewasa????. Apa sebenarnya arti dewasa ma? Apakah harus dilihat dari umur, apakah melihat dari sikap....
Ma, anakmu belum dewasa dan aku nga mau dewasa mama. Hidup ini berat mama jika aku menjadi dewasa. Aku dihadapkan dengan berbagai masalah yang tak bisa kuselesaikan sendiri ma......
Aku ingin tetap menjadi gadis kecilmu, yang bebas bermanja-manja dipelukanmu, tanpa harus memikirkan bagaimana menghadapi hari esok.
Mama....hanya satu yang aku minta. Tetap dampingiku. Tetaplah disampingku menjalani hidup ini. Jika suatu saat akan datang seseorang pangeran yang akan membawaku ke kehidupannya, mama tak perlu khawair, karena aku akan membawa mu serta ma..... Aku ingin membayar tahun-tahun yang aku lewatkan denganmu ma......
Dariku
Gadis kecilMu......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar